Rasa rindu membara di dalam dadaku. Tak terasa sudah tujuh tahun kutinggalkan engkau. Entah bagaimana rupa mu kini. Kudengar engkau makin cantik dan modis. Tugas belajar ke negeri Paman Sam memaksaku terpisah dari mu. Pagi ini pesawatku mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, setelah menempuh perjalanan lama dan melelahkan dari New York.
Hawa khas kampung halamanku mengalir sejuk memenuhi rongga dadaku. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sangat berbeda dengan tujuh tahun lalu. Sekarang bandara ini sudah secangih bandara Changi, Singapore. Garbarata dari pesawat ke tempat kedatangan, sehingga tidak perlu naik turun tangga dari pesawat ke tempat kedatangan. Segera aku menuju tempat pengambilan bagasi. Oleh-oleh untuk keluarga ada di bagasi, kwalat kalau barang itu tidak ada. Syukurlah bagasi ku dapat cepat kudapatkan. Pemandangan yang masih sama dengan bandara lama adalah banyaknya sopir yang berebut penumpang di luar pintu keluar, menawarkan jasa mereka. Namun saya lebih memilih jasa Taxi bandara yang tersedia di dalam bandara. Kemungkinan macet di jalanan tidak kualami karena sopir taxi memilih jalaur bandara – kota lewat jalan Tol. Lumayan cepat, butuh 45 menit untuk sampai di daerah Malengkeri.
Sore harinya aku menuju tempatmu, kerinduan ini ingin segera kutuntaskan. Sengaja ku pilih waktu senja karena penampilan tercatikmu di saat matahari terbenam. Senja di Pantai Losari, telah tujuh tahun ku nantikan. Menikmati matahari terbenam ditemani sepiring Pisang epe’ dan es teler. Kuliner yang tak mungkin kutemukan di Amerika. Indahnya Sunset di pantai losari punya kecantikan tersendiri yang tak dapat ditemukan di tempat lain. Teman-temanku ingin sekali berkunjung ke Makassar untuk melihat keindahanmu, setelah mendengar ceritaku mengenai sunset di pantai losari. Hanya mereka terkendala karena belum menemukan travel yang menawarkan paket Makassar. Saya sarankan mereka untuk bacpaper aja, agar hemat.
Kuceritakan kepada mereka banyak obyek wisata yang bisa dilihat di Makassar. Wisata sejarah mengunjunggi museum, benteng dan makam kuno. Benteng Ujung Pandang yang merupakan bekas benteng VOC pada masa penjajahan Belanda. Bentuknya menyerupai penyu sehingga sering juga di sebut benteng Panyaua. Di benteng inilah Pangeran Diponogoro diasingkan hingga wafat dan dikuburkan di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Diponogoro. Sayangnya pemerintah daerah kurang memperhatikan potensi wisata sejarah ini. Misalnya dengan memasang papan yang menceritakan kisah Pangerang Diponogoro selama di asingkan di Makassar. Atau mencetak brosur yang berkaitan dengan kisah tersebut sebagai bagian dari promosi wisata. Potensi wisatawan lokal mengunjunggi Makassar cukup besar, karena selain sebagai pintu gerbang Indonesia Timur juga sebagai kota Konvensi yang rutin menyelenggarakan konvensi setiap tahunnya. Wisata sejarah lainnya adalah Benteng Somba Opu, Balla Lompoa di Gowa, Makam Syech Yusuf, Mesjid Tua Katangka, dan Museum di Jalan Balai Kota Makassar.
Hawa khas kampung halamanku mengalir sejuk memenuhi rongga dadaku. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sangat berbeda dengan tujuh tahun lalu. Sekarang bandara ini sudah secangih bandara Changi, Singapore. Garbarata dari pesawat ke tempat kedatangan, sehingga tidak perlu naik turun tangga dari pesawat ke tempat kedatangan. Segera aku menuju tempat pengambilan bagasi. Oleh-oleh untuk keluarga ada di bagasi, kwalat kalau barang itu tidak ada. Syukurlah bagasi ku dapat cepat kudapatkan. Pemandangan yang masih sama dengan bandara lama adalah banyaknya sopir yang berebut penumpang di luar pintu keluar, menawarkan jasa mereka. Namun saya lebih memilih jasa Taxi bandara yang tersedia di dalam bandara. Kemungkinan macet di jalanan tidak kualami karena sopir taxi memilih jalaur bandara – kota lewat jalan Tol. Lumayan cepat, butuh 45 menit untuk sampai di daerah Malengkeri.
Sore harinya aku menuju tempatmu, kerinduan ini ingin segera kutuntaskan. Sengaja ku pilih waktu senja karena penampilan tercatikmu di saat matahari terbenam. Senja di Pantai Losari, telah tujuh tahun ku nantikan. Menikmati matahari terbenam ditemani sepiring Pisang epe’ dan es teler. Kuliner yang tak mungkin kutemukan di Amerika. Indahnya Sunset di pantai losari punya kecantikan tersendiri yang tak dapat ditemukan di tempat lain. Teman-temanku ingin sekali berkunjung ke Makassar untuk melihat keindahanmu, setelah mendengar ceritaku mengenai sunset di pantai losari. Hanya mereka terkendala karena belum menemukan travel yang menawarkan paket Makassar. Saya sarankan mereka untuk bacpaper aja, agar hemat.
Kuceritakan kepada mereka banyak obyek wisata yang bisa dilihat di Makassar. Wisata sejarah mengunjunggi museum, benteng dan makam kuno. Benteng Ujung Pandang yang merupakan bekas benteng VOC pada masa penjajahan Belanda. Bentuknya menyerupai penyu sehingga sering juga di sebut benteng Panyaua. Di benteng inilah Pangeran Diponogoro diasingkan hingga wafat dan dikuburkan di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Diponogoro. Sayangnya pemerintah daerah kurang memperhatikan potensi wisata sejarah ini. Misalnya dengan memasang papan yang menceritakan kisah Pangerang Diponogoro selama di asingkan di Makassar. Atau mencetak brosur yang berkaitan dengan kisah tersebut sebagai bagian dari promosi wisata. Potensi wisatawan lokal mengunjunggi Makassar cukup besar, karena selain sebagai pintu gerbang Indonesia Timur juga sebagai kota Konvensi yang rutin menyelenggarakan konvensi setiap tahunnya. Wisata sejarah lainnya adalah Benteng Somba Opu, Balla Lompoa di Gowa, Makam Syech Yusuf, Mesjid Tua Katangka, dan Museum di Jalan Balai Kota Makassar.
Wisata pantai bisa dilakukan di pantai losari, Pantai Akarena, Pantai Tanjung Bunga dan beberapa pulau di sekitar Makassar. Pagi hari minggu Pantai Losari di tutup sementara untuk kendaraan bermotor, karena digunakan untuk acara senam masal. Nyaman juga menikmati suasana pagi tampa kendaraan bermotor. Habis senam kita dapat menganjal perut dari penjaja makanan yang banyak mangkal di sekitar Pantai Losari. Bubur Ayam adalah makanan yang paling kucari.
Yang paling ingin kucicipi adalah wisata kulinernya. Pisang epe’, es Teler, es Pisang ijo, Pallu Butung, Jalangkote, Saraba, Nyuk Nyang, Mie Kering, Coto Makassar, Sop Saudara, Konro, dan yang paling aku suka adalah Ikan bakarnya. Karena Ikannya masih segar-segar, ditambah sambal khas yang sangat enak. Kepulangan kali ini akan kugunakan untuk berburu kuliner di Makassar. Menebus kehilangan selama tujuh tahun. Tak terasa matahari telah terbenam sempurna. Siluet sunset Pantai Losari tak ada duanya di dunia. Tiba-tiba aku di kagetkan oleh bunyi dari perutku. Ternyata Perut ini pun menuntut diisi. Apa yang baik ya? Begitu banyak pilihan dari rumah makan dan cafe yang ada di sekitar Pantai Losari. Kupilih salah satu rumah makan yang menyajikan menu ikan bakar. Ini dia yang kucari-cari. Segera kupesan Ikan Baronang Bakar Rica-Rica, Udang Saus Lada Hitam, dan sayur santan. Kesegaran Ikan dan Udangnya ditambah bumbunya yang khas Makassar membuat aku menjadi lahap. Hal demikian tak dapat kutemui di Amerika. Di sana Ikan sudah tidak segar lagi. Jarang di jumpai ikan seperti yang di Makassar. Rata-rata berupa fillet. Apalagi mau cari sayur santan, mustahil, kecuali berkunjung ke rumah orang Indonesia. Terpuaskan juga dahagaku selama tujuh tahun ini.
Melihat potensi wisata pantai di Makassar saya jadi terinspirasi untuk menggarapnya. Di Amerika potensi wisata pantai dan laut sudah tergarap dengan baik. Jika kita ke pantai akan kita jumpai orang berjemur, bersepatu roda, skate board, voley pantai, dan beragam olah raga pantai lainnya. Mengapa kita tidak melakukannya juga di Makassar. Daerah Tanjung Bayam mempunyai potensi untuk digarap seperti itu. Memang diperlukan kepedulian pemerintah untuk menata ulang sarana dan prasarana yang ada. Keterlibatan masyarakat diarahkan dengan membentuk zone untuk villa, zone olah raga pantai, dan zone fasilitas umum. Saya sendiri ingin mempunyai sebuah yacth dengan dasar transparant untuk melihat keindahan terumbu karang. Di atas yacth tersedia fasilitas olah raga selam yang lengkap. Tak sabar rasanya untuk mewujudkan mimpi ini.http://www.agussalimmacan.com/senja-di-pantai-losari.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar